SEJARAH ASAL MUASAL KAMPUNG CAKUNG YG TERLETAK
DIWILAYAH JAKARTA TIMUR.
PERBATASAN ANTARA WILAYAH JAKARTA DAN
BEKASIH.
KAMPUNG CAKUNG BERDIRI PADA ABAD KE 14.- 15.
M.
Pada awalnya kampung ini bernama PULO AREN.
Pulo Aren, merupakan Daerah kawasan Hutan Aren.Pada
bagian Utara,Timur dan Barat Pulo Aren dikelilingi oleh Rawa rawa yg sangat
dalam.
kawasan rawa rawa ini merupakan jalur utama lalu lintas
air, yg dilalui oleh perahu perahu dan kapal kapal kecil yg berniaga dari satu
wilayah ke wilayah lainnya.
Perahu dan kapal kapal kecil ini baik dari masyarakat
setempat maupun dari masyarakat pendatang selalu ramai melintasi jalur air yg
melintasi Pulo Aren ini.
Bila kapal dan perahu perahu tsb dari arah utara mereka
datang dari arah utara dari dipelabuhan muara sunda atau marunda. Menuju
kewilayah Ujung karawang mereka selalu melintasi pulo aren.
UJUNG KARAWANG. Adalah merupakan daerah pelabuhan kecil
tempat para pedagang untuk transit penyebarangan dari wilayah Bagasasi
(Bekasih) yg melalui daratan dan mereka akan menuju pelabuhan muara sunda.
para penduduk menyebrang melalui pelabuhan ujung
karawang.
Kapal atau perahu yg mereka tumpangi akan melewati daerah
BUWERAN (putaran air
sekarang Buwaran)
Dan wilayah Pulo Aren.
Perahu perahu mereka terus melaju melewati Rawa rawa,
mulai dari Rawa ujung karawang, terus kerawa kura, terus ke rawa Daon, terus
kerawa Bugis, terus ke rawa Rotan (rorotan) lalu kerawa malang. kemudian masuk
kesungai Tiram, lalu ke kali Blencong, dan sampailah dipelabuhan muara Sunda
(marunda)
DARI MUARA SUNDA MENUJU KE DAERAH SAKA PURA.
Melalui kali blencong terus kesungai tiram, lalu kerawa
malang, sampailah didermaga SAMPER. = ( Jemput ) sekarang jadi Semper.
Perjalanan selanjutnya ditempuh dgn jalan kaki atau naik
kuda yg sdh mangkal di PEKANDANGAN.
(Sekarang disebut kampung kandang)
BILA DARI SAKAPURA.
Akan menuju ke Daerah PULO GADUNG
Maka lintasan perahu mereka melalui rawa malang dan rawa
Gatel, lalu Perahu perahu akan bersandar didermaga PENGASOHAN.
(sekarang disebut PEGANGSAN)
Kemudian mereka melanjutkan dgn berjalan kaki dan banyak
dari para peniaga yg beristirahat untuk makan disebuah warung makan dan tempat
itu disebut WARUNG JENGKOL
(Hingga sekarang)
BILA DARI DERMAGA PENGASOHAN AKAN MENUJU KE ARAH BAGASASI
ATAU BEKASIH.
Maka perahu perahu mereka akan melalui Rawa Gatel, melaju
kearah timur menuju Pulo Aren..
Dan bila yg singgah didaerah tempat pembuatan perabotan
alat Rumah tangga mereka turun dan berlabuh didaerah tsb, daerah itu disebut
kampung PETUKANGAN
(skarang disebut PUPAR)
Bila dari petukangan akan kepulo Aren melalui pulo jahe
mereka bisa menumpang perahu GETEK BAMBU
atau disebut juga RAKIT. Kampung penyebrangan itu disebut
kampung JEMBATAN.
(sampai sekarang)
YG TERUS MELAJUTKAN PERJALAN KEBAGASASI, mereka melintasi
daerah Pulo Aren.
Daerah Buweran, daerah Rawa kura, mentasi daerah PULO
GEBANG.
Melintasi Rawa kuning,terus kerawa Bebek, terus ke Rawa
Pasung, kerawa tembaga, membelah sungai Candrabaga .
dan singgah kerawa Panjang itulah kondisi daerah Pulo
Aren dimasa itu daerah tsb memang daerah ramai yg penuh hiruk pikuk dgn lalu
lalang kapal kapal kecil dan perahu perahu penduduk.
MASIH DIABAD YG SAMA. DI ABAD KE 14 - 15. M
Datanglah Sebuah kapal
Asing yg datang dari negri Cina Mongolia.
Kapal tsb sangat besar, memasuki perairan rawa rawa
daerah pulo Aren. kapal tsb membawa sekitar 1000 orang penumpang campuran dari
beberapa suku.
Diantaranya Tiongkok, Mongolia,Campa kamboja, dan orang
orang makasar.
Mereka dipimpin oleh dua orang Laksamana kaka beradik
yaitu.
LAKSAMANA SAMPO LO.KHOEI KIAN. (kaka)
Dan wakilnya bernama.
LAKSAMANA MUDA. SAMPO LO. KIAN ZHEE. (adik)
Mereka berdua mempunyai beberapa orang kepercayaan yg
konon katanya ada 20 orang yg diangkat menjadi wakil mereka. Adalah orang
tangguh yg pilih tanding.
Dari 20 orang yg masih dingat dgn baik oleh para nara
sumber adalah.
(1) DAIMIN.
(2) BAI LIN.
(3) IBUNG.
(4) LO IH.
(5) KHU SIN.
(6) LUWEK
(7) DAENG BIRAH (makasar)
Dan masih banyak yg lainnya..
Mereka adalah Cina cina
Muslim, yg datang ketanah jawa atas titah
KAISAR MING.
RIWAYAT KEDATANGAN PASUKAN TENTARA CINA MONGOLIA KEPULO
AREN.
LAKSAMANA SAMPO KONG atau PANGLIMA CHENG HO beliau di utus
oleh kaisar Ming. untuk bertugas ke nusantara.Panglima Cheng Ho ditugaskan untuk
mengunjungi negara negara kesulthanan di Nusantarara untuk menjalin hubungan
Persaudaraan antara NEGARA NEGARA MUSLIM TIONG HOA DGN NEGARA NEGARA MUSLIM
NUSANTARA (indonesia)
KAISAR MIMG MEMBEKALI
25000, orang pasukan dgn 50 buah kapal besar. untuk
mengawal laksamana Sampo Kong
menjalankan tugasnya.
TELAH 20 THN BERLALU DARI BERANGKATANYA PANGLIMA CHENG
HO.
Kaisar Ming merasa resah, karena sdh 20 thn
Lamanya panglima Ceng Ho atau laksamana sampo kong
beserta 25 ribu orang bala tentara nya tdk ada kabar dan beritanya.
Kemudian kaisar Ming memanggil Laksamana
Sampo BO.
KAISAR MING, MENUGASKAN KPD LAKSAMA SAMPO BO. Untuk
berangkat kenegri negri kesulthanan yang berada didaerah wilayah
kepulauan nusantara (indonesia) Laksamana Sampo BO.
melibatkan
50,000, orang pasukan , dgn 50 kapal besar maka Berangkatlah
Laksamana Sampo Bo,beserta 50,000 orang pasukannya mencari jejak dimana
Keberadaan Laksamana sampo kong. Atau panglima Cheng Ho.
LAKSAMANA SAMPO BO. Dan pasukannya menelusuri berbgai
negara negara kesulthanan yang berada
Dikepulauan nusantara maupun yg berada diluar nusantara,
Singkat cerita laksamana sampo Bo mendarat dinegri Campa kanboja.
Dinegri tsb beliau bertemu dgn Laksamana Sampo lo. Khoei
kian.
Beliau adalah salah seorang laksamana laut yg sangat
tangguh, dan beliau adalah seorang kepercayaan dan juga orang andalan dari
Panglima Chen Ho.
SETELAH MENDAPAT PENJELASAN DARI LAKSAMANA SAMPO LO KHOEI
KIAN TENTANG KEBERADAAN PANGLIMA
CHENG HO.
Kemudian Laksamana Sampo Bo dan beserta segenap
Pasukannya Meninggalkan negri Campa kamboja untuk melanjutkan mencari jejak
Panglima Cheng Ho.
Dgn para pasukannya.
DALAM PERJALANAN DARI NEGRI CAMPA KAMBOJA MENUJU KENUSANTARA.
LAKSAMANA SAMPO BO, DAN PASUKANNYA DITEMANI OLEH SEORANG PEMUDA YG BERNAMA
HASANUDIN BIN YUSUF.
Hasanudin bin Yusuf adalah putra seorang ulama besar dinegri campa yg bernama Yusuf atau dgn sebutan Syeikh Yusuf. Hasanudin adalah adik ipar dari laksamana
Sampo Lo khoei kian, dari istrinya yg bernama Hayati binti Yusuf. Dan pemuda Hasanudin yang
Dikemudian hari lebih di kenal dgn sebutan syeikh
Qurotul 'ain atau syeikh Quro pulo Bata. Atau pulo kelapa.
Singkat Cerita saja dan berkat petunjuk pemuda Hasanudin bin Yusuf.
Achirnya laksamana Sampo Bo, dapat menemukan Panglima Cheng Ho, yg berdomisili di daerah semarang.
Yg sudah MENJADI ULAMA DITANAH JAWA dan nama gelarnya yaitu dengan sebutan SUNAN KUNING. Laksamana Sampo Bo mengutarakan maksud dan tujuan atas kedatangannya kebumi nusantara ini, bahwa kedatangannya untuk mencari berita tentang panglima Chen HO dan Para bala tentarannya. Yg sdh 20 tahun tdk ada Khabar beritanya bahkan tdk ada yg kembali ke negri tiongkok dan Panglima Cheng Ho menjelaskan kpd laksamana sampo Bo,.Bahwa dirinya tdk mau kembali kenegrinya. Beliau akan belajar dan memperdalam ilmu ma'rifat di tanah jawa.
SETELAH 20 THN KEMUDIAN SEKEMBALINYA
LAKSAMANA SAMPO BO.KENEGRINYA.
Datanglah satu kapal besar kepelabuhan muara Sunda (marunda)
rombongan pendatang dari negri campa kamboja yg tediri suku etnis Cina dan etnis makasar. Yg banyaknya sekitar 1000 orang lebih
Dgn menggunakan perahu kecil lalu Mereka mendatangi tempat syeikh Quro di pulo bata atau pulo kelapa
Hasanudin bin Yusuf adalah putra seorang ulama besar dinegri campa yg bernama Yusuf atau dgn sebutan Syeikh Yusuf. Hasanudin adalah adik ipar dari laksamana
Sampo Lo khoei kian, dari istrinya yg bernama Hayati binti Yusuf. Dan pemuda Hasanudin yang
Dikemudian hari lebih di kenal dgn sebutan syeikh
Qurotul 'ain atau syeikh Quro pulo Bata. Atau pulo kelapa.
Singkat Cerita saja dan berkat petunjuk pemuda Hasanudin bin Yusuf.
Achirnya laksamana Sampo Bo, dapat menemukan Panglima Cheng Ho, yg berdomisili di daerah semarang.
Yg sudah MENJADI ULAMA DITANAH JAWA dan nama gelarnya yaitu dengan sebutan SUNAN KUNING. Laksamana Sampo Bo mengutarakan maksud dan tujuan atas kedatangannya kebumi nusantara ini, bahwa kedatangannya untuk mencari berita tentang panglima Chen HO dan Para bala tentarannya. Yg sdh 20 tahun tdk ada Khabar beritanya bahkan tdk ada yg kembali ke negri tiongkok dan Panglima Cheng Ho menjelaskan kpd laksamana sampo Bo,.Bahwa dirinya tdk mau kembali kenegrinya. Beliau akan belajar dan memperdalam ilmu ma'rifat di tanah jawa.
SETELAH 20 THN KEMUDIAN SEKEMBALINYA
LAKSAMANA SAMPO BO.KENEGRINYA.
Datanglah satu kapal besar kepelabuhan muara Sunda (marunda)
rombongan pendatang dari negri campa kamboja yg tediri suku etnis Cina dan etnis makasar. Yg banyaknya sekitar 1000 orang lebih
Dgn menggunakan perahu kecil lalu Mereka mendatangi tempat syeikh Quro di pulo bata atau pulo kelapa
Syeikh Quro, yg telah membuka padepokan atau pondok
pengajian alqur'an. Dan memiliki murid yg sangat banyak, Syeikh Quro dan para
Santrinya menyambut kedatangan Rombongan Laksamana sampo Lo khoei kian, dgn
baik santun dan ramah, disamping itu laksamana sampo Lo Khoei kian adalah kaka
iparnya sendiri.. Karena ibu Hayati istri sang laksamana adalah kaka kandungnya
sendiri.
TIGA BULAN SUDAH ROMBONGAN LAKSAMANA SAMPO LO KHOEI KIAN
YG BERJUMLAH 1000, ORANG LEBIH TINGGAL DITEMPAT SYEIKH QURO.
Syeikh Quro merasa kewalahan juga merangsumnya, disamping
lokasi tempatnya juga sangat sempit dan tdk memadai untuk menampung orang
sebanyak itu.
Kemudian syeikh Quro mendatangi seorang raja yg menjadi
menantunya, karena telah menikahi anak muridnya yg telah menjadi anak angkatnya
syeikh Quro. yg tak lain adalah Nyai Sobang larang. Nyai Sobang larang menjadi
Seorang permaisuri dikerajaan Galuh pakuan Pajajaran bersanding bersama SRI
BADUGA MAHA RAJA.PRABU SILIWANGI PAMANAH RASA PERMANA DEWA *
PRABU SILIWANGI MENERIMA KEDATANGAN SYEIKH QURO DAN
LAKSAMANA SAMPO LO KHOEI KIAN, SERTA BEBERAPA ORANG LAINNYA, DIANTARANYA ADALAH.
LAKSAMANA MUDA SAMPO LO KIAN ZHEE, ADIK SAMPO LO KHOEI
KIAN.
DAN LO BAN CHONG.
SERTA LO BUN THONG.
Atas saran dari syeikh Quro kemudian Laksamana Sampo Lo
khoei kian, oleh Prabu siliwangi, diangkat menjadi RAKEYAN JAYA LAKSANA.
Bertugas mengawasi jalur pantai utara mulai dari
pelabuhan
TANJUNG PAKIS SAMPAI PELABUHAN MUARA SUNDA. Rakeyan jaya
laksana atau sampo lo Khoei kian dan rombongan nya ditempatkan di daerah Pulo
Aren.
LAKSAMANA MUDA SAMPO LO KIAN ZHEE.
Di angkat menjadi wakil laksamana sampo lo khoei kian.
Beliau bertugas menjadi pengawas pelabuhan pelabuhan
sungai mulai dari sungai Citarum sampai pada sungai Ciliwung, beliau diberi
gelar RAKEYAN JAGA BAYA. Beliau ditempatkan di daerah pesisir marunda, kampung
tsb sekarang lebih dikenal Kampung Lobang Buaya.*
LO BAN CHONG.
Diberi tugas menjadi pengawas kehutanan diberi gelar
RAKEYAN JAGA WANA. Beliau ditempatkan didaerah Cikarang. Kampung bekas beliau
tinggal sekarang disebut kampung BANCONG.
Dan bekas beliau bertugas daerah tsb sampai sekarang masih
disebut Jaga wana.
LO BUN TONG. Diangkat menjadi pengawas perkebunan kelapa,
dan beliau tinggal bersama syeikh Quro, dihari tuanya beliau menjadi achli
tasawuf, dan masyarakat menyebutnya SYEIKH BENTONG.
Di achir hayat jenazah beliau dimakamkan dekat pemakaman
syeikh quro.
SINGKAT CERITA.
Setelah diangkat menjadi pengawas kelautan Laksamana
sampo lo khoei kian, atau dgn nama gelar yg baru yaitu RAKEYAN JAYA LAKSANA.
Bersama pasukannya Mendirikan pedukuhan atau
perkampungan. Perkampungan tsb berada diujung selatan kampung saka pura. Dan
Kampung tsb dinamakan KAMPUNG BARU.
Sampai sekarang pun masih bernama kampung Baru.
KEMUDIAN LAKSAMANA SAMPO LO KHOEI KIAN Atau Rakeyan jaya laksana.
DAN LAKSAMANA MUDA SAMPO LO KIAN ZHEE Atau Rakeyan jaga baya.
Beserta segenap pasukannya, MEMBONGKAR HUTAN AREN YG ADA
DIPULO AREN.
Kemudian didalam Hutan Aren tsb dibangun bentengan yg
terbuat dari kayu kayu aren dan kayu lainnya, bentengan tsb digunakan untuk
latihan bala tentara dari kelompok laksamana samapo lo khoei kian, atau Rakeyan
jaya laksana.
Dan juga pasukan yg dipimpin oleh laksamana muda sampo lo
kian zhe Atau Rakkeyan jaga baya Dan juga para pasukan yg dipimpin oleh KARAENG
AHMAD BUDIMAN.
Atau disebut juga. PANGERAN AHMAD atau PANGERAN BUDIMAN.
pasukan beliaupun ikut berlatih didalam bentengan tsb.
Dan Bentengan tempat mereka berlatih dinamakan Bentengan
CHA KUNG.
Yg artinya. = CHA = DAYA.
KUNG = UPAYA.
Jadi CHA KUNG. Artinya Daya upaya.
Setelah bentengan Cha kung berdiri laksamana sampo lo
khoei kian alias RAKEYAN JAYA LAKSANA.
Beserta istri dan anak anaknya berpindah tempat tinggal,
dari kampung baru pindah ke BENTENGAN CHA KUNG. Hal ini diikuti oleh adiknya
yaitu laksamana muda sampo lo kian zhe alias rakeyan jaga baya yg pindah dari
muara sunda ke bentengan cha kung..wilayah perbatasan bentengan mulai dari pulo
aren sampai ke ujung benteng (sekarang di sebut ujung menteng)
Karena
didepan bentengan padepokan tertulis kalimat Cha kung
Banyak
orang yg berlalu lalang hilir mudik dgn perahu dan kapal air yg lewat di rawa
rawa yg menjadi lalu lintas air yg berada didepan bentengan padepokan Cha kung,
setiap melintas mereka melihat dan membaca tulisan tsb disamping itu juga
padepokan cha kung sangat terkenal dgn ilmu bela dirinya dan kehebatan
goloknya, jadi masyarakat lebih mengenal nama padepokan Cha kung dari pada pulo
AREN nya.
DAN
SEJAK SAAT ITULAH PULO AREN BERUBAH MENJADI CAKUNG, ATAU KAMPUNG CAKUNG.
KELOMPOK ORANG ORANG MAKASAR YG TERDIRI DARI PARA DAENG
DAENG MEREKA DIPIMPIN OLEH PANGERAN AHMAD. ATAU PANGERAN BUDIMAN
mereka membuat per kampungan tersendiri yang terpisah
dari bentengan CHA KUNG. Disebelah selatan kali.
Perkampungan mereka disebut KAMPUNG DAENG. Atau
PEDAENGAN. Atau PEDENGAN.
Sampai sekarang.
ORANG ORANG DARI MAKASAR INI OLEH LAKSAMANA SAMPO LO
KHOEI KIAN ALIAS RAKEYAN JAYA LAKSANA DAN RAKEYAN JAGA BAYA DIDIDIK CARA
MEMBUAT SENJATA TAJAM.
Cara membuat pedang, golok, badik, pisau raut , tombak,
dan macam macam jenis senjata tajam. Mereka yg dididik menjadi pande besi
adalah.
DATUK DAIMIN DUAHU.
Lebih dikenal dgn nama
Panggilan ki Daimin dua hawu.
DAN DATUK NAMBIRAH
Lebih di kenal dgn sebutan ki Bairah.
KI
BAIRAH, DIHARI TUANYA MENJADI MPU PEMBUAT GOLOK DIDAERAH BEKASIH, DAN KETIKA
WAFAT BELIAU DIMAKAMKAN DIKAMPUNG RAWA BANTENG, DAN MAKAM BELIAU MENJADI MAKAM
KERAMAT DIKAMPUNG ITU, DISEBUT KERAMAT RAWA BANTENG
NAMUN
SAYANG NASIBNYA SANG PENDIRI KAMPUNG CAKUNG MEREKA SDH TDK DIKENAL OLEH
MASYARAKAT DIKARENAKAN PARA KETURUNANNYA TDK ADA YG MAU PEDULI LAGI BAHKAN
MAKAM MAKAM MEREKA SDH TDK DIURUS. Semoga saja dgn tulisan saya ini ada orang
yg mau peduli untuk mengurus kembali makam beliau beliau yg telah sangat
berjasa dalam mendirikan kampung Cakung.
Minimal
sebagai situs sejarah kampung Cakung pada masa 500 atau 600.
Tahun
yg silam agar dapat di kenal dan dikenang oleh generasi sekarang dan generasi
mendatang. *
DEMIKIANLAH
SEJARAH BERDIRINYA KAMPUNG CAKUNG
boleh tau sumbernya dari mana? tulisan/buku/kliping/penuturan sesepuh mana?
ReplyDelete👍
DeleteGIS coid ug budiman... sebelumnya sy ucapkan terima kasih sudah berkunjung ke blog sy ...
ReplyDeletedan untuk menjawab pertanyaan sodara,silahkan sodara berkunjung ke padepokan/kediaman guru besar kami yang bernama Bpk. Soerya Atmadja atau lebih di kenal dengan panggilan Suhu JAJA dan untuk alamat persisnya di seberang kantor kecamatan cakung barat. Insya Allah di sana akan di jelaskan secara gamblang perihal yg di pertanyakan oleh sodara. Thanks
ooh dari bang jaja bin marjuki dalang
Deleteada kontak nya ga ya pak ? sebelum nya saya ucapkan terima kasih atas artikel bapak, tp saya jg membutuhkan daftar pustaka untuk skripsi saya, terima kasih.
DeleteMaaf mas yg saya tahu kecamatan cuma cakung klo cakung barat itu kelurahan.alamat lengkapnya dimana ya?
ReplyDeletemohon maaaf saya ralat "kecamatan cakung barat" maksud sy kecamatan cakung.
ReplyDeleteklo untuk alamatnya rt.007/04
pemaparan yang bagus , dan akan lebih bagus lagi jika ada dokumen , situs atau bukti - bukti yang mendukung .Thanks
ReplyDelete👍
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteKeren.. saya pendatang dan besar di Cakung.. penasaran dengan sejarah tentang tanah tumbuh saya.. terima kasih... artikel yg sangat menarik..
ReplyDeleteKeren.. saya pendatang dan besar di Cakung.. penasaran dengan sejarah tentang tanah tumbuh saya.. terima kasih... artikel yg sangat menarik..
ReplyDeleteBerat euy pake nick illuminati 🙏
DeleteSeneng sekali membaca artikel ini,akhirnya saya tau asal usul nama kampung kelahiran saya dan nenek moyang saya di pedaengan jakarta timur
ReplyDeleteTerimakasih ya pak
👍
DeleteSeneng sekali membaca artikel ini,akhirnya saya tau asal usul nama kampung kelahiran saya dan nenek moyang saya di pedaengan jakarta timur
ReplyDeleteTerimakasih ya pak
hmmp.... baru tau saya klo cakung punya sejarah jugaa
ReplyDeleteTerimakasih sebelum dan sesudahnya kpd para pengunjung dan pembaca blog ini.
ReplyDeleteKami selaku admin akan terus mengembangkan eksistensi kami untuk membuka dan mengupas sejarah yg sekarang ini sudah mulai di lupakan.
Mohon maaf min, kira2 ada keterkaitan apa cakung jakarta timur dg cakung
ReplyDeleteDi jaha cikunir dgn tempat lahir sy cakung payangan, jatisari,kemudian ada lagi cakung pulo didaerah cimatui jatikarya,ujung selatan wilayah kotamadya bekasi
siapa pendiri kampung chakung
ReplyDeleteMantaaapp
ReplyDeleteMantaaapp,, kan main dah ah
ReplyDeleteMenarik min..., penasaran juga
ReplyDelete1. apa agama kebayakan penduduk saat itu? apakah hindu? mengingat masih dalam wilayah kekuasaan sunda pajajaran, dan masa dakwah sunan gunung jati cirebon pun masih jauh
2. mengapa tidak ada mesjid tua yang se umur dengan rakean?
Kecamattan cakung jalan penggilimgan kampung pedaengan rw08.
ReplyDeleteSy tinggal di marunda,klau baca artikel ini jd sedih,liat sungai Cilincing yg langsung mnju laut,jalur sungai nya bs ke jalur sungai Candra baga, tpi liat skrg,sy ga yakin klau anak cucu kita msh mnkmti indahnya wlyh pesi2r Utara.
ReplyDeleteCakung perkumpulan etnis cina.makasar dan campa.monggolia
ReplyDeletePenasaran Min? Kampung Rawa Banteng Mana Ya? Saya Tinggal Di Kampung Rawa Banteng Soal Nya, Kali Aja Ada Banyak Nama Kampung Rawa Banteng Saya Kurang Tau. Saya Tinggal Di Kampung Rawa Banteng Desa Mekarwangi
ReplyDeleteDari lahir di cakung sampe gede begini baru tau kalo chakung punya sejarah yang ngga banyak orang tau dan bahkan sekarang udah mulai diadain lagi silat benteng chakung
ReplyDeleteAlhamdulillah jadi tau sejarah cakung terimakasih
ReplyDeleteEnjoy kampung baru cakung jakarta timur, dari lahir sampe besar dan baru tau sejarah asli kampung baru cakung
ReplyDeleteBerarti tanah/jalan dari pulogadung sampe sekitaran buaran, kampung jembatan ampe sekitaran cakung dulunya rawa-rawa yaa? Bukan maen emang zaman selalu berubah-ubah
ReplyDeleteLo Ban Chong, sepertinya tidak ada kaitannya dengan Bancong (nama pasar di Sukatani). Pasar Bancong ada pada abad 20. Asalnya nama toko kelontong Babah Encong selanjutnya Babancong jadi Bancong, nama aslinya Khouw Beng Tjong, tuan tanah di Pebayuran yg membuka Toko di Sukatani. ,🙏
ReplyDelete